RESUME EKOLOGI LAUT TROPIS

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan padang lamun. Berikut penjelasan tentang ekologi laut. Maka dapat disimpulkan bahwa ekologi laut tropis merupakan hubungan antara makhluk hidup untuk mempertahankan kehidupannya dengan benda tak hidup (abiotik) di lingkungan bahari atau lingkungan laut tropis yakni lingkungan perairan laut yang terdapat pada garis lintang 23,5­­­0 LS – 23,50 LU.

  1. EKOSISTEM LAUT

Ekosistem berasal dari kata bahasa asing Geobiocoenosis, Geobiocoenosis mempunya dua kata dan masing-masing artinya yakni Biocoenosis yang  berarti komponen Biotik dan Geocoenosis yang berarti  komponen abiotik.  Jadi Ekosistem adalah suatu sistem ekologi  yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

Ekosistem terdiri dari komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan sehingga ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Menurut sifatnya ekosistem mempunyai dua komponen yang saling berketergantungan yaitu:

  1. Komponen Biotik misalnya Bakteri, Plankton, Benthos, Ikan dll,
  2. Komponen Abiotik misalnya Air, Gas, Tanah dll.

Komponen ekosistem berdasarkan Tropic Level atau tingkat makan- memakan pada suatu ekosistem yaitu:

  1. Autotrophic : organisme yang mampu mensistesis makanannya sendiri yang berupa bahan organik dari bahan-bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil).
  2. Heterotropic : menyusun kembali dan menguraikan bahan-bahan organik kompleks yang telah mati ke dalam senyawa anorganik sederhana.

Pada suatu ekosistem terdapat perbedaan-perbedaan antara ekosistem yang satu dengan yang lainnya, karena pada suatu ekosistem mempunyai ciri khas tersendiri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi iklim (hutan hujan, hutan musim, hutan savana), perbedaan letak dari permukaan laut, topografi, dan formasi geologik (zonasi pada pegunungan, lereng pegunungan yang curam, lembah sungai), erbedaan kondisi tanah dan air tanah (pasir, lempung, basah, kering).

Laut tropis mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan laut subtropis maupun laut kutub, karakteristik yakni di laut Tropis sinar matahari terus menerus sepanjang tahun (hanya ada dua musim, hujan dan kemarau), hal tersebut merupakan kondisi optimal bag produksi fitoplankton dan konstant sepanjang tahun, untuk kawasan Laut Subtropis intensitas sinar matahari bervariasi menurut musim (dingin, semi, panas dan gugur), otomatis tingkat produktifitas akan berbeda pada setiap musim. Musim semi (tinggi), dingin (sangat rendah) sedangkan laut Kutub masa produktifitas sangat pendek (Juli atau Agustus), musim panas (fitoplankton tumbuh).

Pada suatu ekosistem makhluk hidup tidak hanya menempati, berkembang biak, makan dan yang lainnya akan tetapi peranannya dalam komunitas dan posisisnya pada gradient lingkungan tidak hanya tergantung dimana organisme tadi hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme termasuk mengubah energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik maupun biologi dan bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain disebut niche (Relung). Niche juga menjelaskan tentang kepadatan populasi, metabolisme secara kolektif, pengaruh faktor abiotik terhadap organisme, pengaruh organisme yang satu terhadap yang lainnya dan sebagai landasan untuk memahami berfungsinya suatu komunitas dan ekosistem dalam habitat utama.

Ekosistem di kawasan pesisir terdapat tiga habitat utama yaitu Ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang.

Secara bahasa mangrove berasal dari kata mangue/manggal (portugis) dan grove (inggris), jadi ekosistem mangrove yaitu suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas pada saat surut. Karena memiliki hutan mangrove yang sangat luas di dunia, maka di Indonesia terdapat beberapa jenis mangrove yang ditemukan yaitu :

  1. Avicenniaceae (api-api, black mangrove, dll)
  2. Combretaceae (teruntum, white mangrove, zaragoza mangrove, dll)
  3. Arecaceae (nypa, palem rawa, dll)
  4. Rhizophoraceae (bakau, red mangrove, dll)
  5. Lythraceae (sonneratia, dll)

Hutan mangrove mempunya beberapa fungsi yang sangat penting bagi kehidupan di pesisir , yakni hutan mangrove berfungsi sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai oleh air laut, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen, sebagai penghasil sejumlah besar detritus bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut, juga sebagai habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet),Sebagai daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya, juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat ekowisata.

Dalam sebuah ekosistem yang terdapat beberapa populasi di dalamnya, maka akan terjadi interaksi antara individu dan populasi tersebut. Hubungan tersebut disebut hukum interaksi. Hukum interaksi tersebut meliputi :

  1. Interaksi netral yaitu hubungan yang saling tidak berpengaruh satu sama lain. Misalnya hubungan antara kambing dan tikus.
  2. Interaksi kompetisi yaitu hubungan antara komponen ekosistem yang saling bersaing satu sama lain untuk tujuan yang sama. Misalnya kerbau dan kambing yang sama-sama bersaing mengkonsumsi rumput. Atau harimau dan singa yang sama-sama berburu mangsa.
  3. Interaksi predasi yaitu hubungan dimana terjadi peristiwa memangsa dan dimangsa antara komponen ekosistem. Misalnya harimau memangsa kijang.
  4. Interaksi simbiosis mutualisme yaitu hubungan antar komponen ekosistem yang saling menguntungkan satu sama lain. Misalnya hubungan antara kerbau dengan burung yang memakan kutu di tubuh kerbau, kerbau diuntungkan dengan tidak adanya kutu dan burung diuntungkan karena mendapat makanan.
  5. Interaksi simbiosis komensalisme yaitu hubungan antar komponen ekosistem dimana salah satu pihak diuntungkan, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan dan tidak pula dirugikan. Misalnya hubungan antara anggrek yang menempel pada tumbuhan.
  6. Interaksi simbiosis parasitisme yaitu hubungan antar kompoen ekosistem dimana salah satu pihak diuntungkan, sedangkan pihak lain dirugikan. Misalnya hubungan antara benalu dan tumbuhan.
  7. Hubungan antibiosa atau amensalisme yaitu hubungan antar komponen ekosisem dimana salah satu pihak dapat mengahmbat kehidupan yang lain. Misalnya hubungan antara alelopaty dari gulma.

Dalam niche sendiri terdapat faktor pembatas diantaranya yaitu proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum.

Dalam hubungannya dengan ekosistem, mungkin kita bertanya-tanya bagaimana nutrien tersebut masuk ke suatu ekosistem, caranya yaitu melalui proses Weathering, Atmospheric Input, Biological Nitrogen Fixation, Immigration

Nutrien pada ekosistem ada yang masu otomatis ada juga yang keluar karna untuk menyeimbangkan kadar nutrien di dalam ekosistem tersebut, beberapa cara keluarnya nutrien dari suatu ekosistem yaitu Erosion,  Leaching, intrusi,  Gaseous Losses, pembuangan berupa gas,  Emigration and Harvesting.

Semua mahluk hidup pasti mengalami berbagai siklus kehidupan , diantaranya siklus biogeokimia. Siklus Biogeokimia yaitu dinamakan siklus karena terjadi terus menerus dan Biogeokimia yaitu adanya perubahan dari biosfer yang hidup dan tak hidup yang menyangkut materi, sehingga siklus biogeokimia adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.

Dalam siklus Biogeokimia terdapat beberapa siklus yang mempengaruhi siklus Biogeokimia, yaitu :

  1. Siklus Nitrogen

Sebenarnya udara di dunia ini kandungan yang paling banyak adalah Nitrogen hampir 75% lebih Nitrogen yang terkandung di udara ini, Nitrogen di atmosfer buakan hanya berbentuk N (nitrogen) saja, nitrogen yang terdapat di atmosfer melainkan berbentuk NH3 (nitrit) dan yang lainnya, Nitrogen juga bisa mengikat Hidrogen (H) hanya saja dibantu oleh kilat atau petir. Tumbuhan mendapatkan nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (No2-), dan ion nitrat (No3-).

2.   Siklus Fosfor

Fosfor dialam terdapat dua bentuk yaitu fosfat organik yang terdapat pada hewan dan tumbuhan dan fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah. Di alamhewan atau tumbuhan yang sudah mati akan diuraikan bersamaan dengan penhguraian tersebut fosfor juga mengurai yang tadinya fosfor tersebut adalah fosfat organik di uraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Setelah diuraikan menjadi fosfat anorganik, fosfat anorganik ini sebagian akan terlarut pada air tanah attaupun air laut. Fosfat yang terkandung pada air tanah dan air laut akan terkikis dan akan mengendap pada sedimen laut. Sementara itu fosfat dari batu atau fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik yang terlarut di air tanah dan air laut, kemudian fosfat yang terkandung pada air tanah itu akan diserap kembali oleh tumbuhan lagi…

3. Siklus Karbon dan Oksigen

Siklus ini adalah siklus biogeokimia yang terbesar karena terdapat beberapa hal yang terjadi pada siklus ini, yaitu karbon atau oksigen tinggal dalam tubuh, Respirasi oleh hewan, Sampah/sisa.

Kita tahu bahwa makhluk hidup hewan dan manusia membutuhkan oksigen, ketika kita menghisap oksigen oksigen akan masuk ke paru2, setelah oksigen masuk tubuh akan menyeimbangkan kondisinya dengan mengeluarkan karbondioksida, ketika karbon tersebut dikeluarkan oleh tumbuhan karbon ini dipergunakan untuk melakukan fotosintesis dan hasil dari fotosintesis tersebut oksigen dan energi. Karbon dan Oksigen 45%nya akan digunakan untuk pertumbuhan, kemudian 45%nya lagi untuk respirasi pada hewan dan 10% untuk DOC.

Untuk kebutuhan di air laut, karbon dan oksigen masuk ke air laut secara difusi.

Makhluk hidup baik yang masih hidup atau yang sudah mati itu tersusun oleh materi-materi yang menyusunnya, dalam kehidupan makhluk hidup akan saling membutuhkan satu sama lainnya seperti makhluk hidup yang memanfaatkan materi-materi dari makhluk hidup yang mati maupun yang masih hidup untuk melangsungkan kehidupannya. Makhluk hidup agar supaya tetap melangsungkan kehidupannya terjadi kegiatan makan memakan yang disebut rantai makanan. Apabila salah satu makhluk hidup mati tidak akan mempengaruhi rantai makanan, karena masih ada makhluk hidup yang lainnya.

-FEBRIAN GILANG PAMUNGKAS-

230210080012

Program Studi Ilmu Kelautan

FPIK UNPAD

ISTILAH EKOLOGI LAUT TROPIS

  • Abrasi adalah pengikisan pantai.
  • Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup.
  • Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
  • Biofuel adalah bahan bakar nabati (biofuel) yang mampu menyerap karbondioksida sebagai penyebab tingginya efek rumah kaca. Bahan bakar ini pun dinyatakan sebagai bahan bakar ramah lingkungan yang bisa menggantikan bahan bakar fosil.
  • Detritus adalah hasil penguraian sisa-sisa mahluk hidup yang berupa bahan organic.
  • Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
  • Estuaria adalah teluk di pesisir yang sebagian tertutup, tempat air tawar dan air laut bertemu dan becampur
  • Feeding Ground adalah tempat untuk mencari makanan .
  • Gaseous Losses, adalah pembuangan berupa gas .
  • Herbivora dalam zoologi adalah hewan yang hanya makan tumbuhan dan tidak memakan daging.
  • Jaring-jaring makanan: kumpulan dari rantai makanan yang salng berhubungan dan membentuk skema mirip jaring. misalnya gabungin rantai makanan yang tadi sama: rumput dimakan kelinci dimakan elang. biasanya rantai makanannya lebih dari 2.
  • Karnivora dalam zoology adalah hewan yang hanya memakan daging , dan bisa dikatakan predator.
  • Komensalisme
    Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
  • Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
  • Komponen abiotik, komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan, suhu, kelembaban, angin, serta matahari.
  • Komponen biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
  • Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi.
  • Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan, Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
  • Konsumen yaitu makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri. Konsumen tergantung pada makhluk hidup lain. Contohnya manusia dan hewan.
  • Leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi.
  • Intrusi,  adalah suatu tindakan perusakan sekuritas pada sistem jaringan yang membutuhkan suatu mekanisme deteksi serta penanganan tersendiri.
  • Mutualisme
    Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
  • Netral
    Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
  • NICHE adalah posisi suatu spesies atau populasi secara relatif (nisbi) di dalam suatu ekosistem, niche menggambarkan suatu paket strategi yang bisa dipilih oleh suatu organisme/spesies untuk tetap bertahan hidup.
  • Nursery Ground adalah daerah asuhan ikan-ikan kecil.
  • Parasitisme
    Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang. Perhatikan Gambar 6.15
  • Predasi
    Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
  • Produktivitas adalah suatu konsep yang menunjang adanya keterkaitan hasil kerja dengan sesuatu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari tenaga kerja”.(J.Ravianto)
  • Produsen adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Contohnya tumbuhan hijau.
  • Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora).
    Secara garis besar, tumbuhan hijau menempati urutan pertama dalam rantai makanan.
  • Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.
  • Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
  • Siklus biogeokimia atau siklus organic anorganik adalah siklus unsure atau senyawa kimia yang mengali r dari komponen abiotik ke biotic dan kembali lagi ke komponen abiotik.
  • Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosferbumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. ke
  • Silvofishery atau minawana
  • SOLAR ENERGY atau Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya (matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain.
  • Spawning Ground adalah daerah tempat pemijahan .
  • Suksesi adalah Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan
  • Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu.
  • Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan.
  • Tanah Lumpur Aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
  • Transparansi : tingkat kejernihan air
  • Weathering atau pelapukan adalah perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin).
  • Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut, ke arah darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan ke arah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang ada di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan.
  • Autotrophic adalah Organisme yang mampu mensistesis makanannya sendiri yang berupa bahan organik dari bahan-bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil).
  • Heterotropic adalah Organisme yang mampu menyusun kembali dan menguraikan bahan-bahan organik kompleks yang telah mati ke dalam senyawa anorganik sederhana.

Oleh :

Febrian Gilang Pamungkas

230210080012

RANTAI MAKANAN DAN SIKLUS ENERGI EKOSISTEM MANGROVE DI KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT

Bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia hutan mangrove sering disamakan dengan hutan bakau. Persepsi ini bagi sebagian orang mungkin bisa dibenarkan, namun sebenarnya adalah salah besar. Hal ini didasarkan bahwa bakau adalah hanya salah satu jenis dari tanaman mangrove dari family Rhizophoraceae. Jadi sebaiknya penggunaan hutan bakau lebih baik dihindari. Hutan mangrove sampai dengan saat ini masih lebih banyak dimanfaatkan sebagai penghasil kayu baik untuk kebutuhan bahan baku chip, memenuhi kebutuhan bahan baku arang, tiang pancang dan sebagainya. Selain itu lahan dari hutan mangrove saat ini telah banyak dikonversi baik untuk kebutuhan lahan budidaya (tambak,sawah, dll.) maupun untuk perumahan, pelabuhan maupun industri.Hal ini bisa terjadi karena kurangnya pemahaman dari masyarakat maupun pihak pengembang dan pemegang kebijakan tentang fungsi lain dari hutan mangrove.

Ekosistem mangrove juga merupakan daerah asuhan, berkembang biak, dan mencarimakan berbagai jenis ikan dan udang. Oleh karena itu keberadaan ekosistem mangrovesangat penting dalam menjaga kelestarian stok perikanan. Ekosistem mangrove jugaberperan untuk menjaga stabilitas garis pantai.

Luas hutan mangrove yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat (Wilayah BPDASCitarum-Ciliwung) terdapat di Pantai Utara Jawa Barat yaitu dalam kawasan hutanmeliputi 2 KPH (Bogor dan Purwakarta), dan di luar kawasan hutan meliputi 5 Kabupatenyaitu, (Kabupaten Serang, Kabupaten Tanggerang, Kabupaten Bekasi, KabupatenKarawang dan Kabupaten Subang) dengan luas keseluruhan adalah 35.560,10 Ha. (BPDAS Citarum-Ciliwung, 2005).

Ekosistem mangrove di jalur pantai Utara Jawa Barat wilayah BP-DAS Citarum-Ciliwung, sebagian besar (25.226,10 Ha) berbentuk kawasan hutan dan sebagian yanglain (10.334 Ha) berupa lahan milik masyarakat dan lahan lainnya yang digunakan untukareal pemukiman.

Luas Kawasan Hutan Mangrove Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

Wilayah BP-DAS Citarum-Ciliwung.

no BPH/BKPH LUAS HUTAN (Ha)
1 Bogor
-Tanjung Kaeang 10.481,5
-Tangerang 1.647,10
Jumlah 12.128,25
2. Pruwakarta
-Cikiong 7.823,45
-Ciasem/Pamanukan 5.274,40
Jumlah 13.097,85
JUMLAH 25.226,10

Sumber: BPDAS Citarum-Ciliwung, 2005

Berdasarkan hasil analisis citra Landsat tahun 2005/2006 luas hutan mangrove diKabupaten Karawang adalah 407,58 ha, tersebar di Kecamatan Cibuaya 18,34 ha, diKecamatan Cilamaya 2,15 ha, Kecamatan Tempuran 18,70 ha dan Kecamatan Tirtajayaseluas 58,387. Dengan jumlah di dalam kawasan seluas 154,30 dan di Luar kawasanseluas 253,30 ha.Karakteristik Ekologi hutan mangrove di kabupaten Karawang tergolong miskinjenis, dengan jenis yang ada yaitu Avicenia sp (Api-api), Xylocarpus granatum (Bogem),Bruguiera gymnoriza (Tancang) dan Rhizophora sp (Bakau kacang). Tingkat kekayaanjenis cukup baik untuk tingkat semai, keanekaragaman jenis rendah dan nilai kemerataanjuga rendah. Kondisi ini menybabkan karakteristik Ekologi tidak stabil dan tertekan.Namun dari jenis dominan tampak bahwa jenis yang ada adalah jenis primer.

Tingkat kerusakan menunjukan sebagiaan kecil rusak hingga rusak berat, pada

daerah yang lebih luas. Berdasarkan analisis citra Satelit Landsat dan SIG, diketahui

luas tingkat kerusakan hutan mangrove di Kabupaten Karawang, selengkapnya

diperlihatkan pada Tabel 8. berikut:

Tabel . Tingkat Kerusakan Hutan Mangrove Berdasarkan Survey Lapang

Lokasi Penilaian Tipe Penutupan dan Penggunaan Lahan Jumlah PohonPer Hektar Jumlah Permudaan Per Hektar Lebar Jalur Hijau Mangrove Tingkat Abrasi Nilai
Muara Lama Pengamatan Tambak Tumpangsari 342 8928 386 10-20m 300
Skor 3 1 5 5 1
Muara Baru Pengamatan Tambak Tumpangsari 270 5833 1057 10-20m 300
Skor 3 1 5 5 1
Sukakereta Pengamatan Tambak Tumpangsari 257 6785 354 10-20m 300
Skor 3 1 5 5 1

Sumber:PT.WanaCiptaLestari

Tabel diatas memperlihatkan bahwa tingkat kerusakan hutan mangrove di KabupatenKarawang termasuk kategori rusak. Tampaknya faktor konversi hutan mangrove untukperikanan dengan areal tambak terbuka dapat menjadi faktor utama dalam menentukankerusakan hutan mangrove tersebut.

Rantai Makanan Ekosistem Mangrove

Bagan Alir Rantai Makanan di Ekosistem Mangrove Kab. Karawang JAWA BARAT

_

Pada umumnya fauna yang hidup di hutan bakau adalah serangga, crustaceae, mollusca, ikan, burung reptile dan mamalia. Untuk reptilia mungkin pada kasus ini tidak ada meskipun kemungkinan terdapat reptile di hutan bakau ini.

Sumber utama detritus adalah hasil penguraian guguran daun mangrove yang jatuh ke perairan oleh bakteri dan fungi (Romimohtarto dan Juwana 1999). Rantai makanan detritus dimulai dari proses penghancuran luruhan dan ranting mangrove oleh bakteri dan fungi (detritivor) menghasilkan detritus. Hancuran bahan organik (detritus) ini kemudian menjadi bahan makanan penting (nutrien) bagi cacing, crustacea, moluska, dan hewan lainnya (Nontji, 1993). Setyawan dkk (2002) menyatakan nutrien di dalam ekosistem mangrove dapat juga berasal dari luar ekosistem, dari sungai atau laut. Lalu ditambahkan oleh Romimohtarto dan Juwana (1999) yang menyatakan bahwa bakteri dan fungi tadi dimakan oleh sebagian protozoa dan avertebrata. Kemudian protozoa dan avertebrata dimakan oleh karnivor sedang, yang selanjutnya dimakan oleh karnivor tingkat tinggi.

Hutan bakau di daerah karawang sebagian besar banyak yang telah beralih fungsi dan di konversi umenjadi lahan budidaya ikan maka akan terjadi pemutusan rantai makanan yang mengandalkan nutrient yang ada di pohon mangrove tersebut. Penjelasannya seperti ini, kita sama-sama mengetauhi bahwa rantai makanan yang terjadi di hutan mangrove/bakau tersebut memiliki tipe rantai makanan detritus, rantai makanan ini sumber utamanya dari hasil penguraian guguran daun dan ranting yang dihancurkan oleh bakteri dan fungi sehingga menhasilkan detritus, hancuran detrirus ini menghasilkan nutrient yang sangat penting bagi cacing, mollusca, crustaceae dan hewan lainnya. Dengan rantai tersebut apabila hutan bakau ini di ubah menjadi lahan budidaya maka, cacing, crustacean, mollusca dan hewan lainnya tidak mendapatkan nutrient yang cukup utuk perkembangan kehidupannya. Bakteri dan fungi akan dimakan oleh sebagian protozoa dan avertebrata, kemudian  protozoa dan avertrtebrata akan dimakan oleh karnivora sedang yang selanjutnya di makan oleh karnivora tingkat tinggi, Juwana (1999). Menyimak pernyataan tersebut bahwa fungi dan bakteri yang tadi nya hidup untuk menguraikan dedaunan bakau/mangrove yang sudah jatuh dan seperti itu kehidupannya maka bakteri dan fungi tersebut akan berkurang meskipun tidak semua jenis bakteri dan fungi itu berkurang. Mungkin untuk selanjutnya tidak ada yang berubah karena protozoa dan avertebrata memakan baketri dan fungi yang kita tahu bahwa lahan tersebut tinggal beberappa jenis bakteri dan fungi.

BAGAN ALIR SIKLUS ENERGI DI EKOSISTEM MANGROVE KAB.KARAWANG JABAR

Sumber energinya yaitu matahari, dan seperti yang telah di jelaskan di rantai energi di hutan bakau yang memanfaatkan sumber energy tersebut tidak hanya hutan bakau saja, akan tetapi fitoplankton yang ada akan memanfaatkannya dalam proses Fotosintesis yang akan mengahisilkan Oksigen dan Energi yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mahluk hidup lainnya. Bagi crustacean dan mollusca serta hewan akuatik lainnya akan lebih memanfaatkan fitoplankton ini sebagai sumber gizi bagi tubuhnya karena untuk mendapat nutrient yang baik dari penguraian detritus . Untuk ikan-ikan besar dan burung-burung pemakan ikan kecil akan memakan ikan-ikan kecil , setelah hewan-hewan mati maka akan diuraikan oleh pengurai dan dihasilkan detritus yang akan dimanfaatkan fitoplankton sebagai sumber energinya.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, 2005. Kabupaten Karawang Dalam Angka

Tahun 2005/2006. BPS Karawang, Karawang.

Diunduh dari http://www.bpdasctw.info/FileDownloadan/ExsumInvenIdenMangrove.pdf

Istomo, 1992. Tinjauan Ekologi Hutan Mangrove dan Pemanfaatannya di Indonesia.

Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan, IPB. Bogor.

Diunduh dari http://www.bpdasctw.info/FileDownloadan/ExsumInvenIdenMangrove.pdf

Kusmana, C. 1995. Tehnik Pengambilan Contoh Data Biofisik Sumber Daya Vegetasi Wilayah Pesisir. Laboratorium Ekologi Hutan, IPB. Bogor.

Diunduh dari http://www.bpdasctw.info/FileDownloadan/ExsumInvenIdenMangrove.pdf

Kusmana, C. 1997. Ekologi dan Sumberdaya Ekosistem Mangrove. PKSPL-LP IPB,

Bogor.

http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/INFO_VI02/VII_VI02.htm

Romimoharto , K dan S.Juwana, 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang BiotaLaut.Puslitbang Osenologi-Lipi, Jakarta ; 527hal .

RIWAYAT HI

PENGARUH ARUS SAMUDERA DAN ANGIN TERHADAP FENOMENA LA NINA DAN EL NINO

Assalamu’alaikum wr. wb. Sahabat….

Untuk mengetahui pengaruh arus samudera dan angin terhadap fenomena LA NINA dan EL NINO, kita harus mengerti terlebih dahulu pengertian dari arus samudera dan angin. Karena jika kita mengetahui atau mengerti tentang keduanya kita tidak akan keliru.

Untuk pertama kita pelajari terlebih dahulu mengenai angi.

1. Angin

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.

Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.

Jenis Angin
Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim.
* Angin lokal 3 macam yaitu :
1. Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.
angin laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat. Sebaliknya, angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut.

2. Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.

3. Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin Fohn atau Angin jatuh ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).

Angin musim ada 5 macam yaitu :
1. Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
2. Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut.
3. Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, terutama pada daerah lintang 60o LS.
5. Angin Muson (Monsun)

Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.

2. Arus Samudera

Untuk mengetahui tentang arus samudera kita terlebih dahulu harus mengerti tentang Arus Laut , karena sangat erat hubungannya arus laut dan arus samudera dan apabila kita tidak terlebih dahulu mempelajari arus laut untuk memahami arus samudera nanti kita akan keliru. Arus Laut

Arus Laut

Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman.

Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut.
Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Sedangkan yang mempengaruhi arus bawah atau arus yang ada didasar yaitu salinitas, densitas dan mineral-mineral yang terkandung di dalamnya.

Berikut ini adalah persebaran arus laut di dunia, coba Anda perhatikaan nama-nama arus yang terdapat di samudra-samudra.

Di Samudera Pasifik
1) Di sebelah utara khatulistiwa
(a) Arus Khatulistiwa Utara.
(b) Arus Kuroshio.
(c) Arus Kalifornia..
(d) Arus Oyashio.
2) Di sebelah selatan khatulistiwa
(a) Arus Khatulistiwa Selatan.
(b) Arus Humboldt atau Arus Peru.
(c) Arus Australia Timur.
(d) Arus Angin Barat,
b. Di Samudera Atlantik
1) Di sebelah utara khatulistiwa
(a) Arus Khatulistiwa Utara..
(b) Arus Teluk Gulfstream.
(c) Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur.
(d) Arus Labrador.
(e) Arus Canari.
2) Di sebelah selatan khatulistiwa
(a) Arus Khatulistiwa Selatan.
(b) Arus Brazilia.
(c) Arus Benguela.
(d) Arus Angin Barat.
c. Di Samudera Hindia
1) Di sebelah utara khatulistiwa
Arus laut samudera ini keadaannya berbeda dengan samudera lain, sebab arah gerakan arus tak tetap dalam setahun melainkan berganti arah dalam ½ tahun, sesuai dengan gerakan angin musim yang menimbulkannya. Arus-arus tersebut adalah sebagai berikut.
(a) Arus Musim Barat Daya.
(b) Arus Musim Timur Laut.

2) Di sebelah selatan khatulistiwa
(a) Arus Khatulistiwa Selatan.
(b) Arus Maskarena dan Arus Agulhas.
(c) Arus Angin Barat.

Pengaruh kedua hal diatas terhadap LA NINA dan EL NINO kita ketahui terlebih dahulu tentang LA NINA dan LA NINO.

El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah katulistiwa bagian tengah dan timur.

Faktor Penyebab
• Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.
• Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan pergerakan angin jauh dari normal.
• Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.
• Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.

Dari factor-faktor diatas bisa kita lihat, setelah kita mempelajari angin dan arus ternyata ada hubungannya dengan terjadinya fenomena LA NINA dan EL NINO. Maka sangat jelas yang menyebabkan fenomena ini salah satunya angin dan arus laut. Proses terjadinya yaitu Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga daerang lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat). Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin passat dan angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia), menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik barat bergerak ke pasifik tengah dan timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur.

Sedangkan La Nina sebaliknya dari El Nino, terjadi saat permukaan laut di pasifik tengah dan timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Dan tekanan udara kawasan pasifik barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur tinggi, yang menghambat terbentuknya awan. Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang juga disertai petir. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik tengah dan timur bergerak ke pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas pasifik ttengah dan timur bergeser ke pasifik barat.

Untuk di Indonesia sendiri menurut penelitian dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Departemen Kelautan dan Perikanan arus laut di perairan Indonesia sangat dinamis.

Hasil pantauan satelit yang diverifikasi lewat pengukuran oseanografis di laut, ternyata memperlihatkan pola arus laut yang bergerak dari Samudra Pasifik menuju Samudra Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kita ini. Pergerakan arus lintas Indonesia, dikenal sebagai Arlindo, mempengaruhi perubahan iklim global, memicu kehadiran variabilitas iklim ekstrem, seperti El Nino dan La Nina, serta berdampak pada kondisi pertanian, perikanan, dan kebakaran hutan.

Guna menekan dampak bencana iklim ekstrem sampai seminimal mungkin, pemantauan laut di wilayah perairan Indonesia menjadi sangat penting. Inti dari pergerakan, sirkulasi, dan stratifikasi massa air laut di perairan Indonesia ini ternyata bersumber di wilayah Laut Banda. Laut Banda juga berperan sebagai sumber dan wahana tempat bercampurnya massa air dari Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta mengontrol massa air yang masuk dari Samudra Pasifik serta massa air yang keluar ke Samudra Hindia. Kesemuanya ini berdampak pada perubahan iklim global. Di saat kondisi normal, laju Arlindo bergerak dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia, dengan volume massa air rata-rata sekitar 10,5 juta meter kubik per detik. Massa air laut tadi bergerak dari Samudra Pasifik ke

Samudra Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kita. Alat pantau dipasang di selat-selat Indonesia guna mengetahui kecepatan arus massa air dan besaran volumenya. Hasil pantauan pelampung memperlihatkan bahwa massa Arlindo yang melewati Selat Makassar mencapai 9 juta meter kubik per detiknya (Gambar). Massa air kemudian bergerak ke Selatan, menuju Selat Lombok. Namun, ternyata tidak semua massa air bisa langsung menerobos Selat Lombok yang sempit itu. Hanya 1,7 juta meter kubik per detik massa air dari Selat Makassar yang bisa langsung lewat. Sisanya, sebesar 7,3 juta meter kubik per detik, harus berbelok dahulu ke Timur, ke

arah Laut Banda. Di sini massa air laut tadi bercampur lagi dengan massa air Samudra Pasifik yang tiba di Laut Banda lewat Laut Halmahera dan Laut Flores. Seusai berputar putar di Laut Banda, massa air tadi melanjutkan perjalanan melewati Laut Flores dan Laut Timor menuju Samudra Hindia.

Samudra Pasifik. Saat itu, terjadi penurunan volume massa air yang bergerak dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia. Kosongnya massa air di wilayah perairan Indonesia tadi kemudian mendorong munculnya up welling, atau naiknya massa air dari bawah permukaan ke atas permukaan, yang juga kaya nutrien.

Oleh sebab itu, saat El Nino, justru banyak khlorofil di perairan Indonesia, utamanya di wilayah Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Gambar). El Nino memang bisa mengakibatkan gagal panen, kekeringan, serta kebakaran hutan. Namun, El Nino di perairan Indonesia justru meningkatkan jumlah khlorofil dan jumlah wilayah up welling. Ini bisa berarti, saat El Nino Indonesia justru panen ikan. “Sengsara Membawa Nikmat”.

Program pemantauan laut Indonesia semakin digencarkan agar kita mampu memprediksi kehadiran El Nino dan La Nina untuk 12 bulan sampai 24 bulan ke depan. Ini penting karena menyangkut gagal panen atau panen raya, perlu atau tidak impor beras, kekeringan atau kebanjiran, menyangkut kebakaran hutan dan sebaran asap yang bisa meningkatkan penyakit pernapasan, serta mengganggu negara tetangga.

Untuk itu kita harus lebih waspada dengan terjadinya fenomena ini karena akan banyak merugikan kita semua.

(sumber dari Arus Lintas Indonesia ARLINDO BRKP DKP, Badan Riset dan Observasi Kelautan BROK, Oseanografi’s blog’s)

KELAUTAN UNPAD

THX YA……buat jawabannya liat di blog ini lagi….

makasih semua….